Nabi Muhammad Saw, Nabi Akhir Zaman (2)


islampos.com—KEHINAAN dan kerendahan akan terjadi karena menyalahi perintah Allah. Dan orang yang menyalahi perintah Allah dan Rasul terbagi menjadi tiga kelompok:

Pertama,orang yang menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya karena keyakinan, tidak ada kewajiban mentaati Allah dan Rasul. Seperti penolakan orang-orang kafir dan ahli kitab yang tidak mau mentaati Rasulullah Saw, maka mereka termasuk orang-orang yang hina dan rendah. Oleh karena itulah, Allah Swt memerintahkan untuk memerangi ahli kitab sehingga mereka memberikan jizyah dengan tangan mereka dalam keadaan hina dan dina. Begitu juga dengan orang-orang Yahudi, mereka mendapat kehinaan dan kerendahan sebab kekafiran mereka dengan Rasulullah Saw adalah kekafiran yang bersifat penentangan.

Kedua, Orang yang berkeyakinan mentaatinya lalu menentang perintahnya dengan bermaksiat maka mereka tetap mendapat kehinaan dan kenisataan. Hasan Al-basri berkata: “Sesungguhnya sekalipun mereka di injak-injak oleh kaki keledai, dan digilas olek kaki kuda niscaya kehinaan maksiat akan tetap melekat di dalam hati mereka, sungguh Allah pasti akan menghinakan orang yang bermaksiat kepada-Nya.”

Imam Ahmad bin Hambal berkata: “Ya Allah tinggikanlah kami dengan taat kepada-Mu dan janganlah Engkau menghinakan kami dengan bermaksiat kepada-Mu”. Abul Ataiyah berkata dalam sebuah syairnya:

Ketahuilah sesungguhnya pada ketakwaan itulah kemuliaan dan ketinggian
Dan sungguh mencintai dunia itu sebagai sumber kehianaan dan kenistaan 
Dan bukanlah ketaqwaan seseorang sebagai cermin bagi kekurangan dirinya
Jika ia telah mewujudkan taqwa baik sedikit maupun banyak

Ketiga, orang yang menyalahi perintah Rasulullah Saw dari para pelaku syubhat, mereka adalah pengikut hawa nafsu dan pelaku bid’ah. Maka mereka mendapat kehinaan dan kenistaan sama seperti jauhnya mereka dari perintah Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt berfirman:

“Sesungguhnya orang-orang yang menjadikan anak lembu (sebagai sembahannya), kelak akan menimpa mereka kemurkaan dari Tuhan mereka dan kehinaan dalam kehidupan di dunia. Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang membuat-buat kebohongan.” (QS. Al-A’raf: 152) 

Para pelaku bid’ah dan pengikut hawa nafsu  adalah orang-orang yang membuat kebohongan atas Allah. Dan bid’ah mereka berkembang menjadi besar jika mereka banyak membuat kedustaan atas Allah swt. Allah swt berfirman:

“Maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa azab yang pedih.”  (QS. An-Nuur: 63)

Ibnu Rajab Al-Hambali ra berkata: “Di antara bentuk kehinaan yang paling besar karena menyalahi perintah Rasulullah Saw adalah meninggalkan berjihad terhadap musuh-musuh Allah, maka barangsiapa yang menempuh jalan Rasulullah Saw dalam berjihad maka dia akan mulia, dan barangsiapa yang meninggalkan jihad padahal dia mampu melakukannya maka dia akan terhina.”
Dari Ibnu Umar ra bahwa Nabi Saw bersabda:

“Jika kalian berjual beli dengan cara Al-inah, rela dengan tanaman dan meninggalkan berjihad maka Allah akan menguasakan kepada  kalian kehinaan yang tidak akan dicabut oleh Allah dari kalian kecuali jika kalian kembali kepada agama kalian”.[3]

Nabi saw pernah melihat besi cangkul untuk bercocok tanam, maka Nabi Saw bersabda: “Tidaklah dia memasuki rumah suatu kaum kecuali kaum tersebut akan dirasuki kehinaan.”  Maka barangsiapa yang meninggalkan sunnah Nabi Saw dalam berjihad padahal dia mampu melakukannya, lalu sibuk mengurusi dunia sekalipun dengan jalan yang halal, maka dengannya dia akan merasakan kehinaan, lalu bagiamana jika umat ini meninggalkan jihad karena sibuk mengejar dunia dengan cara yang haram?[4]

Dan Sabda Rasulullah Saw yang mengatakan: “Barangsiapa yang menyerupai sebuah kaum maka dia termasuk dalam golongan mereka.” Hadits ini menjelaskan dua perkara:
Pertama, menyerupai orang-orang buruk, seperti orang-orang kafir, fasik dan pelaku maksiat, dan Allah telah mencela mereka yang menyerupai mereka dalam keburukan mereka. Allah Swt berfirman:

“…dan kamu telah menikmati bagian kamu sebagaimana orang-orang yang sebelummu menikmati bagiannya, dan kamu mempercakapkan (hal yang batil) sebagaimana mereka mempercakapkannya…”QS. Al-Taubah: 96.

Dan Nabi Saw telah melarang umatnya menyerupai orang-orang musyrik dan ahli kitab. Beliau melarang  medirikan shalat pada saat terbitnya matahari dan pada saat tenggelamnya, Nabi Saw juga melarang mencukur jenggot dan mengucakan salam kepada orang Yahudi dan Nasrani dan larangan lainnya.

Kedua, menyerupai orang-orang yang baik dan bertaqwa. Perbuatan ini baik dan dianjurkan, oleh karena itulah dianjurkan bagi kita untuk mengikuti Nabi Saw dalam perkataan, perbuatan dan gerak-gerik beliau. Dan inilah tuntutan cinta yang benar kepada Nabi Saw, sebab seseorang akan dibangkitkan bersama orang yang dicintainya, dan harus mengikuti perbuatan orang yang cintai sekalipuan orang yang mencintai tersebut lebih rendah derajatnya di sisi Allah dari orang yang dicintainya. Wallahualam bishawab. [sm/islampos/alamintaegusouthkorea]
[1] Musnad Imam Ahmad: 2/92
[2] Shahih Bukhari: 4/192 no: 6504 dan shahih Muslim: 4/2269 no: 2951
[3] Sunan Abi Dawud 3/275 no: 3462
[4] Syarah Hadits: Yatba’ul Mayyita tsalatsatun, Ibnu Rajab Al-hambali

0 komentar:

Posting Komentar